A.
Pembelajaran
Terpadu
Pembelajaran
terpadu adalah metode
pengorganisasian isi pembelajaran dengan memanfaatkan bidang-bidang studi atau
mata pelajaran yang sesuai untuk mengembangkan konsep-konsep yang dipilih oleh
guru (Wolfinger, 1994).Kriteria utama untuk pengintegarasian mata pelajaran
adalah behwa beberapa mata pelajaran tersebut digunakan secara bermakna untuk
menginvestigasikan dan mengembangkan konsep tertentu dalam suatu topik.Pembelajaran
terpadu dapat memanfaatkan pusat sebagai bagian dari keseluruhan urutan
pembelajaran.
Pembelajaran
terpadu didasarkan pada tiga konsep tentang proses belajar pada anak, yaitu:
a. Anak-anak
tidak membedakan antara bidang-bidang mata pelajaran.
Anak memandang
bidang mata pelajaran itu sebagai sesuatu yang berkaitan secara
keseluruhan.Karena pembelajaran terpadu lebih memandang bidang studi secara
keseluruhan dari pada kesatudan yang terpisah-pisah, maka pembelajaran ini
efektif bagi peserta didik.
b. Pembelajaran
terpadu berdasarkan pada konsep bahwa berbagai mata pelajaran dapat digunakan
untuk meningkatkan belajar, dan mata pelajaran tidak hanya dipelajari sebagai
mata pelajaran itu sendiri tetapi juga sebagai alat mendapatkan informasi.
·
Membaca dapat digunakan
untuk memperluas informasi
·
Matematika digunakan
untuk mengivestigasi ukuran hubungan-hubungan untuk membuat grafik suatu
informasi, sehingga kesimpulannya dapat digambarkan
·
Bahasa dapat digunakan
dalam pembuatan rekaman
·
Seni dapat digunaka sebagai
alat untuk menggambarkan informasi
c. Pembelajaran
terpadu berdasarkan metode mengajar induktif, yang menghubungkan berbagai
kegiatan dengan topic tertentu yang diintegrasikan ke dalam satu kesatuan.
·
Konsep mamalia
dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan ide-ide bahwa
mamalia mempunyai bulu, berdarah panas, melahirkan anak, menyusui, dan memiliki
tulang belakang.
Sering terjadi kekeliruan persepsi tentang
pembelajaran terpadu.Contohnya, suatu pembelajaran mengambil tema beruang, maka
menulis tentang beruang, menyanyi tentang beruan, menggambar beruang,
dll.Apabila “beruang” hanya dijadikan tema hal tersebut tidak memberikan arti
apa-apa. Seharusnya setelah menetapkan tema, guru menetapkan konsep-konsep yang
akan dipelajari, yaitu pola hidup beruang, beruang ternyata bukan binatang
jinak, memiliki pola makan tertentu. Hal tersebut dapat dipelajari peserta
didik dengan membaca buku tentang pola hidup beruang, mengobservasi ke kebun
binatang, dll.
Ada beberpa jenis pembelajaran terpadu, antara lain:
a. Connected
(Keterhubungan)
Model
keterhubungan di kembangkan oleh Fogarty (1991).Dalam tiap mata pelajaran
dihubungkan dari topik ke topik konsep ke konsep, pelajaran hari ini ke minggu
berikutnya secara eksplisit.Kunci model ini, yaitu lebih menunjukkan adanya
pengaruh yang disengaja untuk menghubungkan antar materi dalam suatu bidang
studi, daripada mengasumsikan bahwa anak akan memahami sendiri kaitannya secara
otomatis.
Keuntungan
menghubungakan ide-ide dari suatu mata pelajaran, adalah:
·
Siswa akan memperoleh
suatu gambaran besar, juga memfokuskan belajar pada satu aspek.
·
Dengan mempelajari satu
konsep mendalam dari waktu ke waktu, akan terjadi internalisasi pada peserta
didik.
·
Memungkinkan peserta
didik mereview, mengkonseptualisasikan, dan mengasimilasikan, serta
memungkinkan adanya transfer.
b. Pembelajaran
Tematik (Jaring Laba-Laba)
Perbedaan pendekatan Tradisional - Tematik - Terpadu
Tradisional
|
Tematik
|
Terpadu
|
Diarahkan
guru
|
Guru
memlih tema, tetapi ada input dari peserta didik
|
Student
centered, topic dari pes. Didik, program dinegosiasi
|
Mapel
diajarkan secara terpisah-pisah
|
Unit
dikembangkan dalam suatu tema
|
Topic
dipadukan lintas seluruh maple dlm kurukulum
|
Ketrampilan
diajarkan secara terpisah
|
Ketrampilan
diidentifikasi guru dan dikembangkan dlm suatu tema
|
Ketrampilan
diajarkan secara inklusif
|
Kelas
berjalan rutin dan sangat terstruktur
|
Guru
tetap mengontrol, tetapi input pes.didik diperhatikan
|
Tingkat
fleksibilitas dlm lingkungan kelas dan metode, tinggi
|
Orientasi
drill, pertanyaan tertutup
|
Diskoveri
terjadi denagn ditetapkan pleh guru
|
Diskoveri
ditingkatkan, pertanyaan open-ended
|
Wolfinger (1994) mengemukakan keuntungan
pembelajaran terpadu sbb:
a. Pembelajaran
terpadu memungkinkan peserta didik menggunakan ketrampilan-ketrampilan dalam
suatu mata pelajaran dengan cara yang bermakna.
·
Peserta didik lebih
banyak menggunakan pengalaman pengganti seperti membaca informasi dari suatu
paragraf, menulis essai untuk suatu tujuan tertentu.
·
Peserta didik membaca
suatu topic tertentu dan menggunakan ketrampilan membaca tersebut untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan topic tersebut.
b. Karena
mata pelajaran tumpang tindih, pembelajaran terpadu memiliki keuntungan denngan
memanfaatkan tumpang tindih ini dalam menginvestigasi konsep tertentu.
·
Ketrampilan yang
dipelajari dalam membaca dan bahasa akan bermanfaat dalam merekam dan
mengembangkan informasi baru dalam bidang matematika atau IPA.
·
Peserta didik mampu
memperoleh keuntungan dengan melihat begaimana ketrampilan-ketrampilan dan
konsep-konsep dalam suatu budang berguna untuk mempelajari bedang lain.
c. Pemecahan
masalah dan berfikir kritis akan berkembang melalui penggunaan
ketrampilan-ketrampilan dalam situasi yang riil peserta didik memperoleh cara
pemecahan masalah yang bermakna selama kegiatan-kegiatan mengklasifikasi,
berpikir klinis, dan menentukan cara mana yang banyak memberikan informasi.
d. Retensi
peserta didik akan terbantu dengan menghadapi topic-topik dalam berbagai
situasi dan melalui berbagai modalitas.
·
Memungkinkan peserta
didik untuk memproses informasi sesuai dengan caranya sendiri dan mengikuti
perkembangan jaringan-jaringan konsep yang dimiliki
·
Ketrampilan matematis
seperti hitungan dan pembuatan grafisk menjadi cara yang menambah dan
mangorganisasi informasi
·
Proses sains seperti
observasi dan klasifikasi menjadi suatu cara untuk melihat persamaan,
perbedaan, dan hubungan
e. Transfer
belajar terjadi apabila suatu situasi di mana ketrampilan yang dipelajari
sedekat semirip mungkin dengan situsasi dunia riil.
·
Anak belajar
mengklasifikasi sebagai bagian dari sains, tetapi keuntungannya sebagai suatu
ketrampilan memecahkan masalah tidak Nampak sampai hal tersebut diaplikasikan
ke dalam bidang lain.
Langkah-langkah
pembelajaran
a) Pilih
tema / topik yang akan dipelajari sebagai bagian dari pembelajaran terpadu.
Tema yang yang dipilih harus luas, sehingga peserta didik mampu
menginvestigasiberbagai konsep yang berkaitan .tema yang dipilih harus sesuai
dengan perkembangan peserta didik. Guru perlu mempertimbangkan aspek kognitif
dan sosial anak.
b) Tentukan
konsep-konsep yang akan dikembangkan melalui pembelajaran terpadu. Konsep
tersebut didaftar dalam bentuk pernyataan untuk menentukan secara pasti apa
yang dipelajari. Daftar pernyataan tersebut bagi guru berguna untuk mengecek
secara pasti tentangapa yang dipelajari, disamping titik tolak untuk memeilih
kegiatan. Konsep-konsep yang dipilih harus secara langsung berkaitan dengan
tema dan peningkatakan pemahaman tehadap tema tersebut.
c) Tentukan
kegiatan-kegiatan apa yangakan dilaksanakan untuk menginvestigasi daftar-daftar
tersebut. Dalam menentukan kegiatan yang akan dilakukan, beri perhatian yang
cermat pada proses-proses keterampilan sains dan konsep matematika yang
diperlyukan dalam kegiatan tersebut.
d) Tentukan
matapelajaran apa saja yang berkaitan dengan konsep.
e) Mereview
kegiatan-kegiatan dan mata pelajaran yang terkait dalam pembelajaran terpadu.
Review kegiatan ini untuk menentukan keefektifan penggunaan mata pelajaran
tertentu yang dipilih.
f) Mengorganisasikan
materi untuk mempermudah pendistribusian dan penggunaannya. Kegiatan dilakukan
berkelompok atau individual, sehingga materi perlu dibagi sejumlah kelompok/
individu yang ada.
g) Menentukan
urutan-urutan kegiatan yang akan disajikan di kelas. Dimulai dari sesuatu yang
diketahui keseuatu yang belum diketahui.
h) Mengadakan
diskusi tindak lanjut. Kegiatan diskusi dan penyajian keseluruhan dalam
pembelajaran terpadu akan meningkatkan kemampuan anak untuk mendeskripsikan apa
yang telah dilakukan dan menggambarkan kesimpulan tentang kegiatan tersebut.
c .
Problem-based
learning (PBL)
Bentuk lain dari pembelajaran terpadu
adalah pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning). Bedanya dengan
problem solving adalah bahwa problem-based learning memadukan berbagai disiplin
ilmu dalam memecahkan masalah. Seperti halnya pembelajaran tematik yang berbasis tema, maka PBL berbasis masalah.
Dasar-dasar PBL
Perkembangan iptek yang begitu cepat, disamping permasalahan di dunia saat ini yang begitu kompleks, menyebabakan pengajar haeus berpikir ulang tentang model pembelajaran yang disajikan selama ini. Karena hal tersebut memungkinkan peserta didik belajar di luar sekolah, tidak tergantung pad guru semata. Dengan kata lain peserta didik harus disiapkan menjadi pelajar sepanjang hayat (lift long learner), demikian pula dengan guru, agar ilmunya tidak ketinggalan dengan anak didiknya.
Bahan pembelajaran tidak hanya mengandalkan buku ajar, melainkan perlu pemilihan bahan-bahan pembelajaran yang relevan dengan kehidupan riil saat ini.pesrta didik harus belajar mandiri. Disamping belajar bekerja sama denga orang lain.
Dasar-dasar PBL
Perkembangan iptek yang begitu cepat, disamping permasalahan di dunia saat ini yang begitu kompleks, menyebabakan pengajar haeus berpikir ulang tentang model pembelajaran yang disajikan selama ini. Karena hal tersebut memungkinkan peserta didik belajar di luar sekolah, tidak tergantung pad guru semata. Dengan kata lain peserta didik harus disiapkan menjadi pelajar sepanjang hayat (lift long learner), demikian pula dengan guru, agar ilmunya tidak ketinggalan dengan anak didiknya.
Bahan pembelajaran tidak hanya mengandalkan buku ajar, melainkan perlu pemilihan bahan-bahan pembelajaran yang relevan dengan kehidupan riil saat ini.pesrta didik harus belajar mandiri. Disamping belajar bekerja sama denga orang lain.
Keuntungan PBL
§ Memandu
peserta didik belajar
§ Memadukan
materi sehingga pemahaman lebih komprehensif
§ Memberikan
perspektif yang berbeda
§ Mengajarkan
keterampilan memecahkan masalah.
Proses
pembelajaran
Pembelajaran dimulai dari penggunaan pengetahuan awal. Pembelajaran terpadu prinsipnya menggunakanberbagai bidang studi untuk memecahkan suatu masalah, maka bekal awal tentang berbagai studi harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu dengan pembelajaran yang menggunakan model kolabioratif untuk memecahakan masalah. Pada dasarnnya pesrta didik belajar mandiri dan belajar mengatur diri. Dalam belajar kolaboratif, tiap anggota harus berpartisipasi aktif dengan pembagian tugas masing-masing.
Di dalam kelompok tiap anggota harus berpartisipasi dalam tutorial. Ada pembagian tugas sebagai pemimpin, penulis dan anggota. Kurikulum disusun dengan melibatkan mahasiswa/ pserta didik. Pengetahuan dikembangkan sendiri oleh peserta didik, sedangkan guru/ dosen menjadi pemandu, berperan sebagai fasilitator dan mediator. Model ini lebih mengutamakan proses, selain hasil.
Unit satuan belajar merupakan unit fungsional pendidikan terkecil dalam bentuk blok atau modul. Yang membutukan waktu dan proses tertentu. Satuan bahasan ini merupakan bagian dari struktur keseluruhan, dan bagian yang menunjang program secara sistematis. Pembelajaran bersifat self direct bercirikan learning how to learn, serta bertujuan mendidik tenaga profesional yang memilki kebebasan berpikir, dan mampu mengikuti perkembangan dan memanfaatkan iptek.
Dalam model PBL peserta didik belajar dalam kelompok kecil sekitar 10 orang. Kegiatan ini berupa tutorial, diskusi, praktikum, belajar kelompok/ mandiri, dan konsultasi masalah. Masalah/ problem yang dijadikan landasan untuk belajar diwujudkan dalam bentuk skenario, faktual, relevan, terkait kompetensi, dan digunakan sarana penyadaran akan kebutuhan belajar. Pada setiap modul ada pemaduan bidang ilmu/ pengetahuan. Peserta didik belajar pada tingkat domain yang lebih tinggi, dan belajar denga lebih efisien, serta meningkatkan motivasi belajar.
Pembelajaran dimulai dari penggunaan pengetahuan awal. Pembelajaran terpadu prinsipnya menggunakanberbagai bidang studi untuk memecahkan suatu masalah, maka bekal awal tentang berbagai studi harus dikuasai oleh peserta didik, yaitu dengan pembelajaran yang menggunakan model kolabioratif untuk memecahakan masalah. Pada dasarnnya pesrta didik belajar mandiri dan belajar mengatur diri. Dalam belajar kolaboratif, tiap anggota harus berpartisipasi aktif dengan pembagian tugas masing-masing.
Di dalam kelompok tiap anggota harus berpartisipasi dalam tutorial. Ada pembagian tugas sebagai pemimpin, penulis dan anggota. Kurikulum disusun dengan melibatkan mahasiswa/ pserta didik. Pengetahuan dikembangkan sendiri oleh peserta didik, sedangkan guru/ dosen menjadi pemandu, berperan sebagai fasilitator dan mediator. Model ini lebih mengutamakan proses, selain hasil.
Unit satuan belajar merupakan unit fungsional pendidikan terkecil dalam bentuk blok atau modul. Yang membutukan waktu dan proses tertentu. Satuan bahasan ini merupakan bagian dari struktur keseluruhan, dan bagian yang menunjang program secara sistematis. Pembelajaran bersifat self direct bercirikan learning how to learn, serta bertujuan mendidik tenaga profesional yang memilki kebebasan berpikir, dan mampu mengikuti perkembangan dan memanfaatkan iptek.
Dalam model PBL peserta didik belajar dalam kelompok kecil sekitar 10 orang. Kegiatan ini berupa tutorial, diskusi, praktikum, belajar kelompok/ mandiri, dan konsultasi masalah. Masalah/ problem yang dijadikan landasan untuk belajar diwujudkan dalam bentuk skenario, faktual, relevan, terkait kompetensi, dan digunakan sarana penyadaran akan kebutuhan belajar. Pada setiap modul ada pemaduan bidang ilmu/ pengetahuan. Peserta didik belajar pada tingkat domain yang lebih tinggi, dan belajar denga lebih efisien, serta meningkatkan motivasi belajar.
Tujuh langkah
(seven jumps) PBL
a. Mengklarifikasi
istilah yang belum jelas
b. Mendefinisikan
masalah
c. Sumbangsaran
kemungkinan hipotesis dan penjelasan
d. Penjelasan
kedalam pemecahan tentative
e. Mendefinisikan
tujuan belajar
f. Mengumpulkan
informasi: study individual
g. Berbagi
hasil pada langkah ke 6
Implementasi
seven jumps
a. Kelompok
terdiri dari 8-10 orang, untuk tiap scenario, peserta didik memilih ketua dan
sekertaris kelompok. Setiap scenario didiskusikan dalam dua kali tutorial.
b. Pada
tutorial pertama peserta didik melaksanakan langkah 1-5. Langkah 6 merupakam
belajar sendiri, dilaksanakan pada hari-hari berikutnya. Tutorial berikutnya
dilaksanakan beberapa hari sesudah tutorial pertama, kegiatan ini merupakan
langkah ke tujuh.
c. Tahap
pertama, peserta didik membaca sekenario secara seksama, kelompok mengambil
keputusan apakah pembacaan scenario dibacakan secara tenang atau dibicarakan
secara keras oleh seorang anggota kelompok.
d. Keuntungan
membaca; setiap individu memiliki kesempatan untuk membaca sesuai dengan irama
dan gaya masing- masing.
e. Keuntungan
membaca secara keras ; individu yang lambat membaca akan tertekan oleh situasi
tenang dan mungkin tidak membaca scenario secara keseluruhan.
f. Langkah
akhir ; setelah skenariodibaca lengkapbekerja dengan mengunakan “the seven
jump” secara beruntun, sampai selesai dengan selalu memperhatikan tujuan
belajar.
B.
Quantum
learning
Istilah quantum secara harafiah
berarti “ kuantitas sesuatu “ mekanis. Quantum mekanis merupakan sesuatu study
tentang gerakan
partikel-partikel subatomic(Shelton; 1999). Quantum lerning merupakan sebuah
metode dan falsafah belajar.
Quantum learning berakar dari upaya
lozanov dengan eksperimennya tentang suggestopedia.Prinsipnya adalah bahwa
sugesti dapat mempengaruhi hasil study belajar, dan setiap detail apapun
memberikan suaru sugesti positif atau negative. Beberapa teknik digunakan untuk
memberikan sugesti positif adalah ;
a. Mendudukan
peserta didik secara nyaman
b. Memasang
music latar di dalam kelas
c. Meningkatkan
partisipasi individu
d. Mengunakan
poster untuk memberikan kesan besar sambil menonjolkan informasi
e. Menyediakan
guru-guru yang terlatih dalam seni pengajaran sugestif
Quantum teaching adalah orkestrasi
belajar dengan meriah dan dengan segala nuasa. Dengan kata lain quantum
teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada didalam disekitar
momen belajar ( de porter, readon, nouri, 1999) quantum teaching menciptakan
pembelajaran yang bergairah dan menyenangkan. Seperti halnya seorang konduktor
simfoni yang piawai menyajikan sajian terbaik dari setiap musisi, setiap instrument
dan bahkan dari ruang konser.
Sesuai dengan paradikma yang
mendasarinnya, maka pembelajaran quantum mengedepankan unsure-unsur; kebebasan,
santai, menakjubkan, menyenangkan dan menggairahkan.Indicator keberhasilan
pembelajaran quantum adalah peserta didik sejahtera.Peserta didik dikatakan
sejahtera kalau aktivitas belajar menyenangkan dan menggairahkan.
Kunci keunggulan pembelajaran quantum
Ada 8 kunci keunggulan yang
ditumbuhkan melalui pembelajaran quantum yaitu ;
a. Integritas
b. Kegagalan
awal kesuksesan
c. Berbicara
dengan niat baik
d. Pola
piker kekinian
e. Komitmen
f. Tanggung
jawab
g. Sikap luwes / fleksibel
h. Keseimbangan
Asas utama
pembelajaran quantum
Segala hal yang dilakukan dalam
rangka pembelajaran quantum; bahwa setiap interaksi dengan peserta didik,
setiap rancangan kurikulum dan setiap strategi pembelajaran di bangun di atas
prinsip “ bawalah dunia siswa ke dalam dunia kita, dan antarkan dunia kita
kedunia siswa”. Semakin jauh guru memasuki dunia peserta didik, semakin jauh
pula pengaruh yang diberikan.
Prinsip-prinsip
utama pembelajaran quantum
Pembelajaran quantum memiliki 5 prinsip utama yaitu
:
a. Segalannya
berbicara
b. Segalanya
bertujuan
c. Berangkat
dari pengalaman
d. Hargai
setiap usaha
e. Rayakan
setiap keberhasilan
a.
Model
pembelajaran quantum
Model pembelajaran quantum hampir sama
dengan sebuah simfoni. Jika seseorang menonton simfoni makabanyak unsure yang
menjadi unsure yang menjadi factor pengalaman musiknya. Pembelajaran quantum
membagi unsure-unsur tersebut menjadi 2 katagori yaitu konteks dan isi. Konteks
adalah latar untuk penggalaman. Konteks merupakan keakraban ruang itu sendiri(
lingkungan yang menggairahkan ). Isi berbeda namun sama pentingnya dengan
konteks. Isi ini meliputi guru- peserta didik, interaksi peserta didik-
kurikulum,belajar keterampilan belajar , dan belajar keterampilan hidup.
b.
Gaya
belajar peserta didik ( modalitas V-A-K )
Kebanyakan orang memiliki tiga
modalitas, yaitu visual, audotorial, dan kinestetik. Hampir semua orang
cenderung pada salah satu modalitas belajar yang berperan sebagai saringan
untuk pembelajaran, pemprosesan dan komunikasi. Namun makova (1992) mengatakan
bahwa orang tidak hanya cenderung pada suatu modalitas, tetapi juga
memanfaatkan kombinasi modalitas tertentu. Seseorang yanh sangat visual bercirikan
; teratur, menjaga penampilan, mengingat dengan gambar, lebih suka membaca dari
pada dibacakan, mengingat apa yang dilihat. Seseorang yang sangat audotorial
memiliki cirri-ciri; perhatiannya mudah terpecah, berbicara dengan pola
berirama, belajar dengan cara mendengarkan, menggerakkan bibir/ bersuara saat
membaca,berdialog secara eksternal dan internal.
Seseorang
yang sangat kinestetik sering menyentuh orang dan berdiri berdekatan, banyak
bergerak, belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca,menanggapi
secara fisik, dan menginggat sambil belajar dan menginggat.
Kerangka
rancangan pembelajaran quantum
Gubahan
“ TANDUR” merupakan kerangka rancangan pembelajaran quantum.
T
= Tumbuhkan; minat dengan mengatakan
“ Apakah Manfaatnya Bagiku (AMBAK), dan manfaatkan kepada peserta didik
A=
Alami; ciptakan atau datangkan
penggalaman umum yang daopat dimengerti semua peserta didik
N=
Namai; sediakan kata kunci, konsep,
model rumus, strategi,sebuah masukan
D=
Demonstrasikan; sediakan kesempatan
bagi peserta didik untuk menunjukkan bahwamereka tahu.
U=
Ulangi; tunjukkan kepada peserta
didik cara-cara mengulang materi dan menegaskan “ aku tahu bahwa memang aku
tahu “
R=
Rayakan; pengakuan untuk suatu
penylesaian, partisipasi, dan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan
Mengorkestrasikan
kesuksesan melalui isi
Bagaikan
pertunjukan suatu simfoni, semua yang diperlukan untuk pementasan sudah siap.
Begituula dengan pembelajara, semua alat yang diperlukan untukmenciptakan
konteks belajar optimal di kelas telah dipersiapkan dengan baik, guru telah
siap mementaskan isi.Isi dan konteks sama-sama penting. Konteks lebih dari yang
sekedar tampak, sama dengan isi. Kurikulum yang diikuti, sepertti lembaran
music dalamsimfono, adalah komponen structural untuk isi.
Interaksi guru –
peserta didik
Untuk menjaga agar peserta didik ada pada jalur dan
tetap berminat belajar, digunakan KEG (know what you want). Maksudnya
ketahuilah apa yang anda inginkan. Hal ini dapat berupa hasil (autcome) yang
berdasarkan alas an kognitif atau yang berdasarkan ketrampilan. Pahami apa
rupa, bunyi dan rasa hasil itu. Explain what you want, maksudnya setelah
dipahami hasil tersebut jelaskanlah. Get what you want, dapaatkan hasil itu.
Belajar cara belajar
Apapun mata pelajaran yang dipelajari, peserta didik
lebih cepat dan efektif jika menguasai lima ketrampilan penting, yaitu :
a. Cara
mencatat
b. Cara
mempersiapkan tes
c. Cara
membaca cepat
d. Carta
mengingat
Mengubah kondisi
terbaik untuk belajar
Peserta didik perlu belajar berkonsentrasi. Peserta
didik dalam keadaan berkonsentrasi terfokus akan belajar lebih cepat dan lebih
mudah. Keadaan konsentrasi tersebut adalah kombinasi antara pikiran, perasaan
danpostur. Seseorang apat menjangkau keadaan yang diinginkan dengan mengambil
kombinasi yang tepat. Dengan mengajarkan dua teknik belajar yang disebut SLANT
dn keadaan alfa, guru dapat memberikan alat kepada peserta didik untuk
mengakses keadaan belajar yang baik.SLANT = Sit up (duduk tegak), learn
forward( condong ke depan ), ask question (bertanya), nod your head( anggukan
kepala). Talk your teacher( bicara dengan guru ), alfa, manusia memancarkan
empat keadaan kegiatan gfelombang otak yaitu beta( sadar dan aktif)alfa, (sadar
dan santai), teta ( hampir tidur atau bermimpi), dan delta ( tidur nyenyak
tanpa mimpi)
Mengembangkan
ketrampilan membaca quantum
De poter & hernacki (1999) mengemukakan dua
jenis ketrampilan hidup yaitu hidup di atas garis dan hidup d bawah garis
tanggung jawab. Cirri-ciri hidup dibawah garis tanggung jawab adalah
menyalahkanorang lain, pembenaran, mengingkari, menyerah dan berdalih. Hidup
diatas garis tanggung jawab ditandai dengan bertanggung jawab, pilihan,
kebebasan, kemauan dan solusi. Cirri-ciri hidup di atas garis tanggung jawab
adalah komunikasi yang jernih dengan menggunakan OTFD( Open The Front Door )dan
AAMR (All About My Relationship )
OTFD : O
– open – observation ( observasi )
T –
the – though ( pikiran )
F –
front –feeling ( perasaan )
D –
door – desire (keinginan )
AAMR: A –
all – acknowledge (akui )
A
– about – apologize ( minta maaf )
M –
my – make it rigkt (selesaikan)
R –
relationship – recommit ( berjanji lagi)
Resource-based learning
Istilah open, distance dan flexible learning (
belajar terbuka, jarak jauh, dan belajar fleksibel) mungkin sulit di pahami bagi
yang berkaitan dengan belajar tahun terakir ini. Usaha untuk mengartikan selalu
banyak kegagalan karena banyak istilah yang digunakan oleh orang yang berbeda
akan memiliki arti yang berbeda.
a.
Open
learning
Belajar
terbuka dalam konteks yang lebih luas juga menawarkan kepada peserta didik
pilihan tentang ;
a. Dimana
peserta didik akan belajar – dirumah, tempat kerja, dimobil atau di kereta api.
b. Kapan peserta
didik akan belajar – pagi hari sebelum kerja, ketika anak-anak sedang sekolah,
saat bekerja atau sudah bekerja atau pada jam tanggung jawab rumah tangga.
c. Bagaimana
peserta didik akan belajar – diuniversitas terbuka, kursus bisnis yang
menggunakan buku kerja, video, latihan berbasis computer atau semua itu,
termasuk audiotape
d. Langkah atau strategi
belajar – tidak disiapkan oleh guru, atau orang
lain, atau dalam kelas berbagi ( sharing )
e. Bebas
dari interupsi – belajar terbuka juga terbuka bagi semua orang dari semua umur,
pria, wanita, anak-anak, pekerja, ibu rumah tangga, yang dilakukan untuk orang
lain dirumah, orang cacat, yang tidak bisa menjangkau kelas.
b.
Distance
learning
Belajar jarak jauh ( distance learning )
mungkin paling baik dideskripsikan sebagai belajar yang berlangsung pada suatu
jarak dari penyaji materi belajar. Dalam belajar jarak jauh materi yang akan
diajarkan kepada peserta didik disiapkan oleh tutor atau sekelompok orang.
Salah satu aspek terbaik dari jenis materi disini adalah konsisten dalam hal
kualitas, gaya dan prestasi untuk peserta didik. Namun masuk k eth 90an
materi-materi belajar jarak jauh dapat seperti belajar terbuka dengan berbagai
bentuk ceperti ;
a. kaset
audio disertai buku teks atau buku kerja
b. Pelatihanvidio,
kadang-kadang disertai dengan daftar check
c. Pelatihan
berbasis computer
d. Video
interaktif kombinasi kontrok computer dengan materi vidio
e. Buku-buku
yang tidak seluruhnya modern tetapi dapap dibeli dimana-mana
c.
Fleksible
learning
Belajar fleksibel merupakan suatu
ungkapan yang digunakan untuk mendiskripsikan semua hal tersebut diatas, tetapi
mungkin lebih tepat, merupakan cara belajar mengunakan segala bentuk sumber
belajar. Belajar fleksibel dapat diterapkan pada kerangka untuk penggunaan
sumber-sumber belajar dengan basisis ad hoc, yang diinisiasikan pada penguna
atau atasan / menajernya. Sumber belajar merupakan suatu fase yang digunakan
untuk mendiskripsikan bahan-bahan belajar, termasuk video, buku, kaset audio.
Computer-based training (CBT) dan program tv, bersama-sama dengan paket belajar
dikombinasikan dengan media ini.
Argument yang mendasari
a. Argument
utama penggunaan sumber belajar adalah memungkinkan sejumplah besar orang
mencapai keberhasilan mengembangkan potensinnya
b. Kesempatan
untuk belajar tersedia disegala waktu bila seseorang sudah siap untuk mulai
c. Sarana
belajar yang efektif dari segi biaya, kesempatan belajar tersedia lebihbanyak
dan untuk semua orang
d. Dengan
mengunakan berbagai sumber belajar, akan mengajarkan tanggung jawab yang lebih
besar pada pelatihan dan pengembangan diri peserta didik sendiri
e. Motivasi
lebih besar, terdidik dan mendapatkan banyak materi untuk bekal kerja.
Materi ini merupakan
materi yang diambil dari mata kuliah Teknologi Pembelajaran ( Semester 5)
Prodi Bimbingan Dan Konseling
UNS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar